BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Filsafat diakui sebagai
induk ilmu pengetahuan ( the mother of sciences ) yang mampuh menjawab segala
pertanyaan dan permasalahaan.
Mulai dari
masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia
dengan segala problematika dan kehidupanya.
Diantara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang ada dilingkungan pendidikan.
Diantara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang ada dilingkungan pendidikan.
Padahal menurut John Dewey, seorang filosof
Amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan pertanyaan dan menyelidiki
faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan
Apa yang dikatakan John Dewey memang benar. Dan karena itu filsafat dan pedidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalal-persoalan pendidikan yang bersifat filosifis dan memerukan jawaban secara filosofis
Apa yang dikatakan John Dewey memang benar. Dan karena itu filsafat dan pedidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalal-persoalan pendidikan yang bersifat filosifis dan memerukan jawaban secara filosofis
B.
Rumusan masalah
1.
Latar belakang munculnya filsafat pendidika?
C.
Tujuan penelitian
1.
Untuk mengetahui bagaimana latar belakang munculnya
filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Munculnya Filsafat Pendidikan
Jika kita memperhatikan
pemikiran orang barat yang membahas filsafat mereka sama sekali lepas dari apa
yang dikatakan agama. Bagi mereka titik berat filsafat adalah mencari hikmah.
Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenarnya, apa itu, dari
mana itu, hendak kemana, dan bagaimana. Namun pertayaan filosofis itu kalau
diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada sesuatu yang disebut agama.
Baik filosofis Timur maupun barat mereka memiliki pandangan yang sama bila
sudah sampai pada pertanyaanya “ bilakah permulaan yang ada ini , dan apakah yang
sesuatu yang pertama kali terjadi, apakah yang terakhir sekali bertahan didalam
ini” (Rifai, 1994: 67). Akan tetapi mereka akan berusaha.untuk mencari hikmah
yang sebenarnya supaya sampai puncak pengetahuan yang tinggi, yaitu Tuhan Yang
Maha Mengetahui dan Mahakuasa.
B. Perkembangan pemikiran
filsafat spiritualisme kuno
Dari uraian diatas
dapat diketahui filsafat mulai berkembang dan berubah fungsi, dari sebagai
induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan perekat kebali sebagai ilmu
pengetahuan yang telah berkembang pesat dan terpisah satu dengan lainnya. Jadi,
jelaslah bagi kita bahwa filsafat berkembang sesuai perputaran zaman. Paling
tidak, sejarah filsafat lama membawa manusia untuk mengetahui cerita dalam
katagori filsafat spiritualisme kuno. Kira-kira 1200-1000 SM sudah terdapat
cerita-cerita lahirnya zarathusthra, dari keluarga sapitama, yang lahir ditepi
sebuah sungai, yang ditolong oleh ahura Mazda dalam masa pemerintahaan
raja-raja akhamania (550-530 SM). Timur jauh Yang termasuk dalam wilayah timur
jauh ialah Cina India dan jepang. Di India berkembang filsafat spiritualisme,
Hinduisme, dan Buddhisme. Sedangkan di Jepang berkembang shintoisme. Begitu
juga di Cina berkembang, Taoisme, dan Komfusianism.[1]
a. Hinduisme
Pemikiran spiritualisme
Hindu adalah konsep karma yang berarti setiap individu telah dilahirkan kembali
secara berulang dalam bentuk manusia atau binatang sehingga ia menjadi suci dan
sempurna sebagai bagian dari jiwa universal ( reingkarnasi ). Karma tersebut
pada akhirnya akan menemukan status seseorang sebagai anggota suatu kasta.
Poedjawijatna (1986:54) mengatakan, bahwa para filosof Hindu berpikir untuk
mencari jalan lepas dari ikatan duniawi agar bisa masuk dalam kebebasan yang
menurut mereka sempurna.
b. Buddha
Pencetus ajaran Buddha
ialah Sidarta Gautama ( Kira-kira 563-483 SM ) sebagai akibat ketidakpuasannya
terhadap penjelasan para guru Hindu isme tentang kejahatan yang sering menimpa
manusia. Setelah melakukan hidup bertapa dan meditasi selama 6 tahun, secara
tiba-tiba menemukan gagasan dan jawaban dari pertanyaannya. Gagasa-gagasan
itulah yang kemudian menjadi dasar-dasa agama Buddha ( samuel Smith, 1986:12 ).
Filsafat Buddha
berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang ada di Dunia ini terliputi oleh sengsara
yang disebabakan oleh “Cinta” terhadap suatu yang berlebihan.
c. Taoisme
Pendiri Taoisme adalah
Leo Tse, Lahir pada tahun 604 SM. Tulisannya yang mengandung makna Filsafat
adalah jalan tuhan atau sabda tuhan, Tao ada dimana-mana tetapi tidak berbentuk
dan tida pula diraba, dilihat,dan di dengar.
Manusia harus hidup selaras dengan tao, dan harus bisa menahan hawa nafsunya sendidi. Pengertian Tao dalam filsafat Lao Tse tersebut dapat dimasukan dalam aliran spiritualisme.
Manusia harus hidup selaras dengan tao, dan harus bisa menahan hawa nafsunya sendidi. Pengertian Tao dalam filsafat Lao Tse tersebut dapat dimasukan dalam aliran spiritualisme.
Dan menurut
aliran-aliran filsafat India dan Tiongkok, spirirtualisme itu berkaitan dengan
Etika, karena ia memberi petunjuk bagaimana manusia mesti bersikap dan
bertindak di dunia agar memperoleh bahagia dan kesempurnaan ruh ( Gazalba1986:60)
d. Shinto
Shinto merupakan salah
satu kepercayaan yang banyak dipeluk masyarakat Jepang. Agama Shinto tumbuh di
jepang yang sangat respek terhadap alam ( natural ) di sebabkan ajaran-ajaranya
mengadung nilai antara lanin kreasi ( SOZO), generasi ( size), pembangunan
(hatten), sehingga ia menjadi jalan hidup dan kehidupan dan mengandung nilai
optimis.
Melihat ajaran-ajaran pokok moral Shinto yang
mengandung makna filsafat yang tinggi diatas, maka tidalah berlebihan jika
ajaran-ajaranya mengandung nilai motivasi dan optimistik guru menjadi pegangan
bagi penganutnya
1. TimurTengah
a.Yahudi
1. TimurTengah
a.Yahudi
Yahudi berasal dari
nama seorang putra ya’kub, yahuda. Putra ke empat dari 12 bersaudar, 12 orang
inilah yang kelak menjadi nenek moyang bangsa yahudi yang dinamakan bangsa
Israel, agama yahudi pada prinsipnya sama dengan Agama nasroni dan Agama islam,
karena itu Agama Yahudi disebut juga Agama kitab ( samawi ), yang berarti agama
yang mempunyai kitab suci dari Nabi.
Pemikiran-pemikiran fisafat timur tengah muncul sekitar 1000-150 SM. Tanda-tanda yang tempat keberadaan pemikiran filsafat itu ialah adanya penguraian tentang bentuk-bentuk penindasan moral dari monotiesme, peredaran, kebenaran dan bernilai tinggi.
Pemikiran-pemikiran fisafat timur tengah muncul sekitar 1000-150 SM. Tanda-tanda yang tempat keberadaan pemikiran filsafat itu ialah adanya penguraian tentang bentuk-bentuk penindasan moral dari monotiesme, peredaran, kebenaran dan bernilai tinggi.
Selama dua ribu tahun
yang lalu dokrtin-doktrin monotiesme dan pengajaran tentang etnis yang di
anggap penting dari kaum Yahudi, yang di kembangkan oleh Nabi musa dan para
Nabi Elijah. Pendidikan di mulai guna mengangkat martabat dan pengharapan
kemanusiaan pada masa depan ( Smith, 1986:4)
b.Kristen
pengikutnya agama
Kristen pada waktu itu tidak ubahnya seperti penganut agama lainnya, yaitu dari
golongan rakyat jelata. Setelah berkembang, pengikutnya merabah kekalangan
atas, ahli fikir ( filosof ), dan kemudian para pemikir atas kemajuannya, zaman
ini disebut zaman patristic.
Pater berarti bapa,
yaitu para bapak gereja. zaman patristik adalah zaman rasul ( pada abad pertama
), sampai abad kedelapan. Para filosofis Kristen pada masa itu mempunyai
identitas yang berpariasi dan mempunyai banyak aliran.
2.RomawidanYunani:Antromornisme
2.RomawidanYunani:Antromornisme
Antromornisme merupakan
suatu paham yang menyamakan sifat-sipat Tuhan ( pencipta ) dengan sifat-sifat
manusia ( yang di ciptakan ). Misalnya tentang tuhan di samakan dengan tangan
manusia. Paham ini muncul zaman patristic dan skolastik, pada akhir zaman kuno
atau zaman pertengahan filsafat barat di pengaruhi oleh pemikiran Kristian.
Aliran-aliran filsafat
yang memepunyai pengaruh sangat besar di roma adalah, pertama, epistimologi,
yang di motori oleh epicurus ( 341-270 ). Epicurus mengatakan bahwa rasa suka
dimiliki apabila hidup secara relevan dengan alam manusia. Sementara rasa duka
merupakan yang terburuk dan patut di hindari. Kedua, aliran stoa, yang
dipelopori oleh zani (336-246 ). Aliran mempunyai pendapat bahwa adanya
kebajikan itu apa bila manusia hidup sesuai dengan alam ( Poedjawi jatna, 1986:22
)’ Dalam sejarah, filsafat Yunani dipakai sebagai penangkal sejarah filsafat
barat. Dikatakan pangkal karena dunia barat dalam alam pemikiran mereka
berpangkal pada pemikiran Yunani.
Di Yunani sejak sebelum
permualaan tahun masehi, ahli-ahli piker mecoba menarik teka-teki alam, mereka
ingin mengetahui asal mula alam serta dengan isinya. Pada masa itu terdapat
keterangan-keterangan mengenai proses terjadinya alam semesta dan isinya, semua
keterangan tersebut sebatas kepercayaan semata.
C. Reaksi Terhadap Spritualisme Di Yunani
C. Reaksi Terhadap Spritualisme Di Yunani
Spritualisme merupakan
suatu aliran filsafat yang mementingkan keruhanian, lawan dari materialisme (
Poerwadarmita 1984:963 ). Namun demikian, ternyata ada beberapa filosof yang
merasa kurang puas dengan aliran spritualisme, mereka menganggap aliran ini
tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan ilmiah. Maka lahirlah aliran materialism.
Diantara tokonya adalah
Leukipos dan Demokritus ( 460-370 SM ), yang menyatakan bahwa semua kejadian
alam adalah atom, dan semuanya adalah materi.
Kemudian, lahirlah pula
aliran rasionalisme Rane Descrates, yang menyatakan bahwa pusat segala sesuatu
terletak pada dunia ratio, semesta yang lain adalah objeknya.
1.Idealisme
1.Idealisme
Tokoh aliran idealism
adalah plato (427-372 SM ). Ia adalah murid Socrates. Aliran idealism merupakan
suatu aliran filsafat yang menggagungkan jiwa. Menurut aliran ini, cinta adalah
gambaran asli yang bersifat ruhani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (
Suryadipura, 1994: 133 ). Dari pertemuan jiwa dan cinta lahirlah suatu
angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang dan menganggap yang nyata
hanyalah idea. Idea selalu tetap tidak mengalami perubahan dan pergeseran yang
mengalami gerak tidak di kategorikan idea (poedjawijatna,1987:23).
Disi lain filsafat
idealism plato banyak memberikan pengaruh dan sumbangan dalam dunia pendidikan.
Menurut plato, pendidikan itu sangat perlu baik bagi dirinya selaku individu
maupun sebagai warga Negara. Setiap peserta didik harus diberi kebebasan untuk
mengikuti ilmu yang ada sesuai dengan bakat, minat, dan kemampan masing-masing
sesuai jenjang usianya. Pendidikan itu sendiri akan memberikan dampak perubahan
bagi kehidupan pribadi, bangsa Negara.
2.Materialisme
2.Materialisme
Merupakan aliran
filsafat yang berisikan tentang ajaran kebendaan, aliran ini, benda merupakan
sumber segalanya ( poerwadarminta, menurut 1984:683 ), aliran ini berpikiran
sederhana, bahkan segala sesuatu yang ada di dalam ini dapat di lihat dan di
observasi, baik wujudnya, gerakanya maupun peristiwa-peristiwanya.
Tokoh-tokoh aliran materialisme diantaranya adalah Leukipos dan Demokritus ( 460-370 SM ). Mereka berpendapat bahwa kejadian seluruh alam terjadi karena atom kecil, yang menpunyai bentuk dan bertubuh, jiwa pun dari atom kecil yang mempunyai bentuk bulat dan mudah bereaksi untuk mengadakan gerak ( suryadipura, 1994:130 ).
Tokoh-tokoh aliran materialisme diantaranya adalah Leukipos dan Demokritus ( 460-370 SM ). Mereka berpendapat bahwa kejadian seluruh alam terjadi karena atom kecil, yang menpunyai bentuk dan bertubuh, jiwa pun dari atom kecil yang mempunyai bentuk bulat dan mudah bereaksi untuk mengadakan gerak ( suryadipura, 1994:130 ).
Atom tersebut membentuk satu kesatuan yang di
kuasai oleh hukum-hukum fisis kimiawi, dan atom-atom yang tertinggi nilainya
dapat membentuk manusia, dan kemungkinan yang dimiliki manusia tidak melampaui
kemungkinan kombinasi-kombinasi atom. Oleh karena itu, tidak melampai
potensi-potensi jasmani, karena keduanya memiliki sumber yang sama. Demikian
juga dengan keberakhiran atau kematian, disebabkan karena hancurnya struktur
atom-atom pelemburan dan kombinasi atom-atom yang ada pada manusia atau alam
lainnya.
3.Rasionalisme
3.Rasionalisme
Pelopor aliran
rasionalisme adalah Rane Descrates ( 1595-1650 ). Ia juga penggerak dan pembaru
pemikiran modern abad ke-17 ( selama 1988:78 ). Menurutnya, sumber pengatahuan
yang dapat di jadikan patokan dan dapat di uji kebenaranya adalah rasio, sebab
pengetahuan yang berasal dari proses akal dapat memenuhi syarat-syarat ilmiah.
Dengan demikian akal di anggap sebagai perantara khusus untuk menentukan
kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
Hal senada juga
dinyatakan filosof Blaise Pascal ( 1632-1662 ), bahwa akal adalah tumpuan utama
dalam menjalani pengetahuan untuk menemukan kebenaran dan dapat memberikan
kemampuan dalam menganalisis bahan ( objek ). Tetapi disis lain, akal tidak
dapat menemukan pengertian yang sempurna tanpa ada keterkaitan dengan
pengalaman. Karena dalam mengambil suatu keputuasan yang berfungsi tidak saja
akal, tetapi hati juga turut menentukan.
D. Pemikiran Filsafat Yunani Kuno Hingga Abad Pertengahan
D. Pemikiran Filsafat Yunani Kuno Hingga Abad Pertengahan
Suatu pandangan
teroritis itu mempunyai hubungan erat dengan lingkungan di mana pemikiran itu
di jalankan, begitu juga lahirnya filsafat yunani pada abad ke-16 SM. Bagi
orang yunani, filsafat merupakan ilmu yang meliputi semua pengetahuan ilmiah.
Di yunanilah pemikiran ilmiah mulai tumbuh, terutama di
bidangfilsafatpenidikan.
Pada masa ini,
keterangan-keterangan mengenai alam semesta dan penghuninya masih berdasarkan
kepercayaan. Dan karena para filsuf belum puas atas keterangan itu, akhirnya
mereka mencoba mencari keterangan melalui budinya. Misalnya dengan menanyakan
dan mencari jawaban tentang apakah sebetulnya ala mini? Apakah intisari alam (
arche )ini. Arche berasal dari bahasa yunani yang berarti mula, asal. Oleh
karena itu filsuf-filsuf berusaha mencari inti alam, maka mereka di sebut
filsuf alam dan filsafat mereka disebut filsafat alam.
Masa pra-socrates di warnai pula oleh munculnya kaum sofisme.
Masa pra-socrates di warnai pula oleh munculnya kaum sofisme.
Kaum sopis ini pertama
kali di Athena. Sofis berasal dari kata sofhos yang beati cendikiawan. Sebutan
ini semula diberikan kepada orang-orang pandai ahli filsafat, ahli bahasa, dan
lain-lain. Aliran sofis dipelopori oleh protogoras. Menurut kaum sofis, manusia
menjadi ukuran kebenaran : tidak ada kebenaran yang berlaku secara universal,
kebenaran hanya berlaku secara individual. Kebenaran itu menurut saya, dan
retorika merupakan alat utama utuk memepertahankan kebenaran ( salam,
1982:107). Dalam sejarah kaum sofis adalah kelompok yang pertama kali mengorganisasi
pendidikan kaum muda.
E. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates ( 470-399 SM )
E. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates ( 470-399 SM )
Dalam sejarah filsafat,
Socrates adalah salah seorang pemikir besar kuno yang gagasan filosofis dan
metode pengajaraanya sangat mempengaruhi teori dan praktik pendidikan di
seluruh dunia barat. Socrates lahir di Athena, merupakan putra seorang pemahat
dan seorang bidan yang tidak begitu di kenal, yaitu Sophonicus dan Phaenarete (
smith,1986:19 ). Prinsip dasar pendidikan, menurut Socrates adalah metode
dialektis. Meode ini di gunakan Socrates sebagai dasar teknis pendidikan yang
di rencanakan untuk mendorong seseorang berpikir cermat, untuk menguji coba
diri sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuannya. Seorang guru tidak boleh
memaksakan gagasan-gagasan atau pengetahuannya kepada seorang siswa, karena
seorang siswa di tuntut untuk bisa mengembangkan pemikirannya sendiri dengan
berpikir secara keritis.
Metode ini tidak lain
di gunakan untuk meneruskan inelektualitas, mengembangkan kebiasaan-kebiasaan
dan kekuatan mental seseorang. Dengan kata lain, tujuan pendidikan yang benar
adalah untuk merangsang penalaran yang cermat dan di siplin mental yang akan menghasilkan
perkembangan intelektual yang terus menerus dan sestandar moral yang tinggi (
Smith. 1986:25 ).
F. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Plato ( 427-347 SM )
F. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Plato ( 427-347 SM )
Plato dilahirkan dalam
keluraga aristrokrasi di Athena, serikat 427 SM. Ayahnya Ariston, adalah
keturunan dari raja pertama Athena yang pernah berkuasa pada abad ke-7 SM.
Semnentara ibunya, periction adalah keturunan keluarga solon, seorang pembuat
undang-undang, penyair, memimpin militer dari kaum ningrat dan pendiri
demokrasi Athena termuka ( smith, 1986:29). Menurut plato, pendidikan itu
sangat perlu, baik bagi dirinya selaku individu maupun sebagai warga Negara.
Negara wajib memberi pendidikan kepada setiap
warga negaranya. Namun demikian, setiap peserta didik harus diberi kebebasan untuk
mengikuti ilmu sesuai bakat, minat, dan kemampuan masing-masing jenjang
usianya. Sehingga pendidikan itu sediri memberikan dampak dan perubahan bagi
kehidupan pribadi, bangsa, dan Negara. Menurut plato, idealnya dalam sebuah
Negara pendidikan memperoleh tempat yang paling utama dan mendapatkan perhatian
yang yang sangat mulia, maka ia harus di selenggarakan oleh Negara. Karena
pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tidakan pembebasan dari belenggu
ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Dengan pendidikan, orang-orang akan
mengetahui apa yang benar dan apa yang tidak benar.
Dengan pendidikan pula,
orang-orang akan mengenal apa yang baik dan apa yang jahat, apa yang patut dan
apa yang tidak patut(Raper,1988:110).
G. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Aristoteles (367-345 SM )
G. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Aristoteles (367-345 SM )
Aristoteles adalah
murid plato. Dia adalah seorang cendikiawan dan intelek terkemuka, mungkin
sepanjang masa. Umat manusia telah berutang budi padanya oleh karena banyaknya
kemajuan pemikiranya dalam filsafat dan ilmu pengetahuan, khususnya logika,
politik, etika, biologi, dan psikologi. Aristoteles lahir tahun 394 SM, di
Stagira, sebuah kota kecil di semenanjung Chalcidice di sebelah barat laut
Egea. Ayahnya, NIchomachus adalah dokter perawat Amyntas II, raja Macedonia,
dan ibunya, phaesta mempunyai nenek moyang terkemuka.
Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan.
Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan.
Pendidikan bukanlah
soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bingbingan kepada
perasaan-perasaan yang lebih tinggi,yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal
sendiri tidak berdaya, sehingga ia memerlukan dukungan perasaan yang lebih
tinggi agar di arahkan secara benar.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pemaparan di atas
dapat di simpulkan bahwa filsafat mulai berkembang dan berubah fungsi, dari
sebagai induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan perekat kebali
sebagai ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat dan terpisah satu dengan
lainnya. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa filsafat berkembang sesuai perputaran
zaman. Paling tidak, sejarah filsafat lama membawa manusia untuk mengetahui
cerita dalam katagori filsafat spiritualisme kuno.
Kira-kira 1200-1000 SM
sudah terdapat cerita-cerita lahirnya zarathusthra, dari keluarga sapitama,
yang lahir ditepi sebuah sungai, yang ditolong oleh ahura Mazda dalam masa
pemerintahaan raja-raja akhamania (550-530 SM) 1.Timur jauh Yang termasuk dalam
wilayah timur jauh ialah Cina India dan jepang. Di India berkembang filsafat
spiritualisme, Hinduisme, dan Buddhisme.
Dalam sejarah filsafat,
Socrates adalah salah seorang pemikir besar kuno yang gagasan filosofis dan
metode pengajaraanya sangat mempengaruhi teori dan praktik pendidikan di
seluruh dunia barat. Socrates lahir di Athena, merupakan putra seorang pemahat
dan seorang bidan yang tidak begitu di kenal, yaitu Sophonicus dan Phaenarete (
smith,1986:19 ). Prinsip dasar pendidikan, menurut Socrates adalah metode
dialektis. Meode ini di gunakan Socrates sebagai dasar teknis pendidikan yang
di rencanakan untuk mendorong seseorang berpikir cermat, untuk menguji coba
diri sendiri dan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Kaderi,
M. Alwi. 2011. Filsafat Pendidika.
Banjarmasin: Antasari Press.
Jalaluddin,
dan Abdullah Idi. 2012. Filsafat
Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Cet. Ke-2. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Jalaluddin,
dan Said Usman. 1994. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep Pengembangan
Dan Pemikirannya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hermawan, A. Haris. 2009. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen
Agama RI.
[1] A.Haris
Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam, Departeman Agama RI,2009, hal:40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar